Teknologi rumah tahan gempa cepat bangun
Teknologi yang biasa
dikembangkan oleh berbagai pihak sebagai solusi rumah cepat bangun,
biasa dibuat dari konstruksi sederhana dengan jenis bahan struktur
konstruksi ringan dan penutup atap dan dinding yang ringan pula.
Struktur penyangga rumah sederhana cepat bangun bisa dibuat dari rangka
besi, kayu, maupun bambu. Pada prinsipnya rancangan tersebut dapat
mempertahankan kekakuan struktur serta memiliki fleksibilitas untuk
bergerak bersama gempa, serta mempertahankan penutup atap dan dinding
pada tempatnya dengan sedikit kerusakan.
Dibawah ini terdapat leaflet
pedoman praktis pembangunan rumah kayu tahan gempa yang dibuat oleh
Departemen Pekerjaan Umum.
Teknologi bangunan
konvensional bangunan batu-bata dengan struktur beton bertulang
Konsep hunian tahan gempa
adalah bangunan yang dapat bertahan dari keruntuhan akibat getaran
gempa, serta memiliki fleksibilitas untuk meredam getaran. Prinsipnya
pada dasarnya ada dua: kekakuan struktur dan fleksibilitas peredaman.
Prinsip Kekakuan struktur
rumah menjadikan struktur lebih solid terhadap goncangan. Terbukti,
bahwa struktur kaku seperti beton bertulang bila dibuat dengan baik
dapat meredam getaran gempa dengan baik. Hal ini berarti memperhatikan
sungguh-sungguh struktur yang dibuat pada saat pembangunan agar dapat
lebih kuat dan lebih kaku. Kekakuan struktur dapat menghindarkan
kemungkinan bangunan runtuh saat gempa terjadi. Kolom-kolom dan balok
pengikat harus kuat dan ditopang oleh pondasi yang baik pula.
Prinsip Fleksibilitas: Adanya
kemungkinan struktur bangunan dapat bergerak dalam skala kecil, misalnya
dengan menggunakan prinsip hubungan roll pada tumpuan-tumpuan beban.
Yang dimaksud hubungan tumpuan roll adalah jenis hubungan pembebanan
yang dapat bergerak dalam skala kecil untuk meredam getaran. Ini adalah
salah satu contoh saja.
Prinsip penggunaan bahan material yang ringan dan ‘kenyal’: yaitu
menggunakan bahan-bahan material ringan yang tidak lebih membahayakan
bila runtuh, dan lebih ringan sehingga tidak sangat membebani struktur
yang ada. Contohnya struktur kayu yang dapat menerima perpindahan
hubungan antar kayu dalam skala gempa sedang.
Prinsip massa yang
terpisah-pisah: yaitu memecah bangunan dalam beberapa bagian struktur
yang lebih kecil, sehingga struktur ini tidak terlalu besar, terlalu
panjang karena bila terkena gempa harus meredam getaran lebih besar.
Sistem pondasi yang ada saat
ini yaitu pondasi tradisional dengan bahan batu kali harus diperhatikan
dengan baik; antara lain diusahakan memiliki kemampuan meredam getaran
dengan memberikan celah untuk bergerak pada hubungan antara pondasi
dengan sloof, pondasi dengan kolom. Cara ini juga bisa didukung dengan
memberikan bahan seperti pecahan kaca diantara pondasi dan sloof.
Untuk dinding, sebenarnya
dinding rumah2 tradisional banyak yang sudah sesuai untuk menghadapi
gempa, antara lain dinding dari bahan bambu maupun tanaman lainnya.
Dinding semacam ini dapat menerima getaran gempa dengan sangat baik.
Bahkan rumah-rumah joglo kuno dapat bertahan dengan baik saat gempa.
Untuk kondisi dewasa ini,
bahan seperti lembaran komposit (misalnya dinding Hebel), gypsum dan
bahan ringan lainnya dapat dengan baik bertahan saat gempa karena ringan
dan kuatnya. Selain itu kondisi bahan lembaran solid ini dapat
digabungkan dengan fleksibilitas penyambungan dengan kolom-kolom untuk
meredam getaran.
Jika memakai batu bata,
usahakan agar terdapat penguatan lebih banyak dengan menggunakan
kolom-kolom praktis sebagai pengaku. Jangan pernah meletakkan beban atap
langsung pada dinding bata. Dinding bata juga perlu untuk diberi angkur
pada kolom setiap jarak susunan 8 bata. Dinding bata yang diberi angkur
dapat bertahan lebih baik saat gempa karena ditahan oleh kolom dan
tidak ambruk.
Jenis atap yang ringan
menggunakan kayu dapat dimaksimalkan ketika menghadapi gempa dengan
membuat angkur pada ring balok, dimana angkur ini diberi celah untuk
bergerak dengan sistem hubungan roll. Jenis atap yang cukup baik adalah
atap yang ringan, menggunakan penutup atap ringan seperti lembaran
komposit, namun bahan ini kurang diminati karena secara tampilan kurang
bagus dibandingkan penutup atap genteng.
Beton harus diperkuat agar tidak mudah ambruk, secara keseluruhan,
kolom dan balok beton menyangga keseluruhan bangunan, karenanya bila
struktur ini tidak kuat menahan gempa, maka keseluruhan bangunan juga
tidak kuat. Usahakan untuk membagi bangunan dalam beberapa kelompok
struktur, misalnya menggunakan prinsip dilatasi (pemisahan struktur)
antara satu massa dengan massa bangunan lain. Contohnya; memisahkan area
ruang keluarga dengan area kamar-kamar secara struktural (meskipun
secara organisasi ruang tetap menyatu).
Bangunan dengan bahan tripleks
kurang disarankan, karena mudahnya terbakar. Bahan ringan lain yang
dapat disarankan sebagai pengganti adalah gypsum atau dinding komposit.
Untuk kawasan ibukota, bahan-bahan tersebut secara estetis dapat
diterima lebih baik. Bangunan yang atapnya dari alang2 atau jerami dapat
diterima bila memang konsep bangunannya tradisional, atau memang dari
awalnya tradisional, serta gaya hidup penghuninya sesuai untuk rumah
tinggal tradisional (misalnya karena perawatan yang lebih banyak
dibandingkan bahan atap modern). Bangunan seperti ini, digabungkan
dengan cara-cara membangun tradisional seperti menggunakan kolom bambu,
malah sangat baik bertahan dalam kondisi gempa.
Rancangan interior sebaiknya
disesuaikan bila kita concern terhadap masalah gempa ini. Pilihlah jenis
furniture yang ringan dan tidak menghalangi saat dibutuhkan evakuasi
gempa.
Pada dasarnya bahan-bahan
bangunan yang ada saat ini dapat ditingkatkan lagi mutunya dalam
menghadapi gempa, serta diperlukan inovasi dalam pengadaan material baru
yang dapat menunjang keamanan saat gempa, seperti konstruksi yang
ringan, fleksibel dan kuat. Yang paling penting diperhatikan melihat
tren saat ini adalah; membuat bangunan dengan cara membangun yang lebih
baik, seperti memperkuat dinding dengan angkur, kolom-kolom praktis, dan
sebagainya.
Ongkos membangun rumah tahan
gempa secara relatif tidak banyak berbeda dengan rumah yang ada saat
ini, hanya kualitas sambungan, joint antar pembebanan, jenis material
yang mendukung (ringan, kuat dan fleksibel) dapat diperbanyak dan
diaplikasikan dalam bangunan. Malahan saat ini terdapat
material-material baru fabrikasi yang secara struktural telah teruji
melalui laboratorium dan memiliki kualitas lebih baik daripada material
konvensional.
Pada dasarnya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kualitas
rancangan dan bangunan terhadap gempa melalui cara-cara membangun dan
jenis material. Uang yang dikeluarkan tentunya untuk membeli
material-material tersebut.